Sunday, 10 March 2013

Astronom Indonesia Abadikan Citra Komet Langka






JAKARTA, KOMPAS.com - Komet Pan-STARRS mencapai perihelion atau jarak terdekat dengan Matahari pada Sabtu (9/2/2013). Saat perihelion adalah saat terbaik mengamati salah satu komet terang di tahun 2013 ini dari wilayah Indonesia.

Mulanya, awan yang masih sering menggelantung dan polusi cahaya yang tinggi di kota besar membuat sejumlah kalangan pesimis komet ini bisa terlihat. Namun, upaya para astronom amatir Indonesia berbuah manis. Beberapa citra komet Pan-STARRS berhasil diabadikan bahkan sebelum hari Sabtu.

Diberitahukan oleh astronom amatir Ma'rufin Sudibyo, Jumat (8/3/2013), astronom Rukman Nugraha dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berhasil memotret komet Pan-STARRS pada Kamis (7/3/2013) dari Cilacap, Jawa Tengah.

Jangan dulu berpikir butuh peralatan canggih untuk mengabadikan komet ini. Rukman berhasil menjepret komet itu dengan kamera Canon 60D dengan panjang lensa fokus 200 mm. Ia tak memakai teleskop.

Dalam foto tersebut, komet Pan-STARRS tampak sebagai bulatan berwarna kuning. Di bagian belakangnya, tanpak ekor debu yang memanjang dan melebar. Sebenarnya, ada pula ekor gas, namun tak tampak dalam foto tersebut.

Astronom lain yang berhasil mengabadikan foto komet Pan-STARRS adalah astronom amatir Muhammad Rayhan dari Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ). Dalam fotonya, komet Pan-STARRS tampak seperti bola terang di atas gedung bertingkat yang juga benderang.

Rayhan mengambil foto komet Pan-STARRS dari Pantai Karnaval, Ancol, Jakarta. Ia menerangkan, foto diambil dengan kamera Nikon D5100 memakai lensa dengan panjang fokus 210 mm. Adanya foto ini membuktikan bahwa Pan-STARRS pun masih bisa diabadikan di kota dengan polusi cahaya tinggi.

Komet Pan-STARRS bisa dikatakan komet langka. Komet ini baru pertama memasuki Tata Surya, berasal dari Awan Oort. Waktu komet ini mengelilingi Matahari mencapai 110.000 tahun. Tahun ini, ada komet lain yang pantas ditunggu, yaitu Komet ISON. Komet akan tampak seterang purnama pada 28 November 2013 mendatang.
 
Editor :
yunan
readmore...

Nokia Dukung Apple Lawan Samsung

AFP Nokia
 
 
 

 

KOMPAS.com - Desember lalu, Hakim Lucy Koh menolak permohonan Apple melarang penjualan 26 produk Samsung yang ditemukan melanggar paten. Apple diminta membuktikan terlebih dahulu bahwa teknologi dalam paten yang dilanggar benar-benar mendorong penjualan produk Samsung.

Minggu lalu, sebagaimana dikutip dari The Verge, perusahaan dengan logo buah apel ini mendapat dukungan dari Nokia yang mengajukan amicus curiae ke pengadilan.

Amicus curiare (bahasa latin yang berarti "sahabat peradilan") adalah keterangan dari pihak ketiga yang tidak terlibat dalam kasus yang diberikan secara sukarela untuk membantu pengadilan memutus perkara. Pengadilan sendiri tidak memiliki kewajiban untuk mempertimbangkan keterangan itu dalam membuat putusan.

Dalam keterangannya, Nokia mengimbau pengadilan agar mengabulkan permohonan Apple melarang penjualan produk Samsung yang melanggar paten.

Alasannya, perintah hakim Koh agar Apple "memberi bukti paten yang dilanggar benar-benar mendorong penjualan produk Samsung" dinilai bisa "menimbulkan kerusakan luas terhadap proteksi paten di Amerika Serikat".

Nokia juga menganggap bahwa persyaratan berat yang diminta Hakim Koh membuat pelarangan penjualan suatu produk yang melanggar paten menjadi sangat sulit dicapai.

Nokia adalah satu-satunya perusahaan yang mengajukan amicus curiae untuk mendukung langkah Apple dalam kasus ini. Perusahaan asal Finlandia tersebut belakangan juga dikenal getol mempertahankan kekayaan intelektual milik sendiri.

Menariknya, Nokia adalah pesaing Apple dalam industri mobile. Kedua perusahaan ini juga pernah terlibat sengketa paten tahun 2009, yang berakhir dengan perjanjian damai.

Editor: Wicaksono Surya Hidayat
readmore...

Mulai April, BPPT Rekayasa Cuaca di Yogyakarta

Mulai April, BPPT Rekayasa Cuaca di Yogyakarta Kompas.com/ Yustinus Wijaya Kusuma Tim BPPT saat memasang alat pengalih hujan Ground Particle Generator di Kaliurang. 
 
YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berencana akan melakukan rekayasa cuaca untuk menanggulangi bencana angin puting beliung di wilayah Yogyakarta.
Bencana puting beliung terakhir yang cukup parah terjadi di Kabupaten Sleman terjadi pada 19 November 2012 lalu menerjang tiga kecamatan, yaitu Ngemplak, Depok, dan Kalasan. Setidaknya 1.050 unit rumah rusak berada di Bromonilan, Purwomartani, Kalasan.
Di Kabupaten Bantul, angin puting beliung terjadi pada Minggu, 9 Desember dan Rabu, 12 Desember 2012. Angin tersebut menerjang Pleret, Piyungan, dan Pendowoharjo. Akibatnya, puluhan rumah dan juga pohon tumbang.
Minggu 6 Januari 2013, tujuh rumah di Gendangsari Gunungkidul rusak berat akibat puting beliung.
Fungsional Perekayasa Madya, BPPT, Joko Gunawan mengatakan,modifikasi ini dilakukan karena DIY sering terjadi puting beliung. Peristiwa angin puting beliung biasanya terjadi di musim pancaroba. Awalnya akan ditandai dengan adanya awan Cumulonimbus.
"Alat ini pada dasarnya sama dengan alat Ground Base Generator (GBG) yang di pasang kemarin. Alat untuk mengantisipasi angin puting beliung ini nantinya akan berfungsi memecah awan Cumulonimbus," terangnya, Minggu (10/3/2013).
Sebelumnya, BPPT memasang alat Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengantisipasi banjir lahar dingin yang terpasang di 5 titik lereng Gunung Merapi dan pada 6 Maret 2013 lalu dikembalikan ke Jakarta.
Ia menjelaskan rencananya modifikasi cuaca untuk mengantisipasi angin puting beliung tersebut akan dilakukan di beberapa tempat yang rawan, yakni di Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Klaten.
"Kita sudah usulkan bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY bahwa alat itu akan di pasang bulan Maret dan April. Harapanya dengan memasang alat modifikasi ini DIY akan terhindar dari bencana puting beliung," tegasnya.
Sementara itu, di tempat berbeda, Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana, BPBD Sleman, Heru Saptono menghimbau agar masyarakat tetap mewaspadai pergantian musim dari penghujan ke kemarau.
"Dana keseluruhan yang disiapkan untuk kebencanaan 2013 ini sekitar Rp 300 juta. Dana ini termasuk untuk bencana Angin Puting Beliung," ujarnya.
 
Editor :
Tri Wahono
readmore...