Levis
501 dengan model buatan tahun 1890, masih dengan paku keling dan cinch
di bagian belakang pinggang, namun tanpa belt loops.
KOMPAS.com - Untuk para penggemar jeans, belum
lengkap rasanya jika belum memiliki Levi's 501. Inilah merek dan seri
jeans terpopuler di dunia, yang selama 140 tahun terus berkembang agar
tetap relevan dengan selera generasi yang baru. Pembaruan terus
diberikan, dengan tetap membawa semangat yang diwariskan oleh karakter
jeans aslinya. Levi's 501 sukses menjadi salah satu item fashion paling
dipuja, sehingga dijuluki "Fashion Item Abad ke-20" oleh majalah
TIME.
Awalnya,
501 hadir untuk memenuhi kebutuhan para pekerja tambang akan denim
yang lebih kuat, pada 1873. Kala itu, Levi Strauss dan seorang penjahit
bernama Jacob Davis, berniat menciptakan jeans (biasa disebut
waist overalls atau
xx jeans) yang lebih kuat. Dari tangan mereka tercipta jeans yang dilengkapi paku keling tembaga
, cinch, dan gesper pada potongan belakang pinggang (
waistband), serta tali selempang berkancing yang membuat celana tak mudah bergeser atau lepas.
Pada saku belakang celana jeans ini terdapat Arcuate
stitch design, atau desain jahitan dekoratif yang menjadi ciri khasnya. Hal inilah yang menjadikan 501 sebagai salah satu
trademark
tertua yang pernah digunakan hingga sekarang. Hasil temuan mereka
lalu dipatenkan pada 20 Mei 1873, dan kini diperingati sebagai hari
kelahiran denim biru Levi's 501.
Two Horse yang dirilis pada tahun 1886 menunjukkan perkembangan desain 501, yaitu dengan ditambahkannya
patch
kulit di bagian belakang untuk menambahkan identitas merek Levi's.
Seiring berjalannya waktu, desain 501 terus mengalami perubahan dan
perkembangan. Tahun 1922, misalnya, diperkenalkan tempat sabuk (
belt loops), karena waktu itu para pria mulai menggunakan ikat pinggang untuk celananya.
Namun,
tak pernah terlintas dalam pikiran mereka bahwa denim yang dirancang
untuk para penambang dan koboi di Amerika Barat ini kelak menjadi
salah satu item fashion paling klasik sepanjang masa. Kesederhanaan dan
ketahanannya melegenda sehingga permintaan akan Levi's 501 terus
meningkat hingga tahun 1900, dan meluas ke Eropa setelah Perang Dunia
II.
Brand Levi's kini melambangkan gaya Amerika yang klasik dan
stylish. Seri
501 sendiri tidak tergantikan dalam sejarah fashion dan telah menjadi
ikon budaya. Levi's 501 dikenakan oleh siapa saja, dari bintang rock
hingga presiden, dari mahasiswa hingga pakar teknologi. Selama
bertahun-tahun,
Kalangan perfilman bahkan menjadikan 501 sebagai properti, misalnya Marlon Brando mengenakan 501 dalam filmnya,
The Wild One (1950). Marilyn Monroe juga mengenakannya dalam film
The Misfits (1961). Sepanjang era 1990-an hingga sekarang, dari Kurt Cobain yang mempopulerkan musik
grunge
hingga Rihanna yang menjadi pujaan remaja dengan musik popnya, mampu
mengekspresikan diri lewat 501 dengan gaya mereka masing-masing.
Kesuksesan
501 membuat banyak pembuat jeans menirunya. Itu sebabnya pada tahun
1936 Levi's menambahkan logo Red Tab pada saku belakang untuk
membedakan produk ini dari para imitatornya. Kemudian, pada 1981
Levi's meluncurkan koleksi 501 untuk kaum perempuan.
"Levi's 501
menjadi (produk yang) berkelanjutan karena kebutuhan tulus dari
pengguna. Jeans ini menjadi karya yang benar-benar otentik karena
memahami kebutuhan konsumen. Mereka lah yang ada di balik penciptaan
produk ini, seperti pada awalnya," papar Sumesh Wadhwa, Commercial
Director Levi's Indonesia, saat peluncuran kampanye Interpretation di
Mad for Garlic, Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (19/3/2013) lalu.
Ada beberapa hal yang membuat Levi's 501 menjadi koleksi yang klasik dan ikonik, seperti:
Modelnya klasikSeri
ini disebut klasik berdasarkan potongan dan warnanya, dan sifatnya
yang serbaguna. Pria bisa mengenakan celana jeans ini dengan melipat
bagian bawahnya atau tidak. Keunikan lain dari 501 adalah karena
pengguna bisa mengenakannya sesuai selera, tergantung seberapa sering
mereka memakai dan mencucinya. Agar warnanya tidak cepat pudar,
pengguna umumnya disarankan untuk tidak terlalu sering mencucinya.
Namun jika Anda senang dengan tampilan jeans yang terlihat sudah lama
dipakai, Anda bisa rutin mencucinya hingga mendapatkan kesan pudar yang
Anda suka.
Kuat dan tahan lamaBahan denim
yang kaku, yang digunakan untuk membuat jeans ini, memang tahan lama.
Jeans ini tergolong "bandel" meskipun dirawat seadanya, dan nodanya
biasanya akan menghilang hanya dengan dicuci sebentar di mesin cuci.
Umumnya 501 akan mulai robek setelah satu sampai lima tahun (tergantung
seberapa sering Anda memakainya). Hanya saja, warnanya akan lebih
cepat memudar sebelum bahannya mulai lapuk.
Shrink to fitPakaian
yang menyusut biasanya dianggap cacat. Tetapi untuk Levi's, bahan yang
menyusut justru merupakan penemuan yang menjadi ciri khasnya. Hal ini
disebabkan Levi's 501 menggunakan
raw denim atau
dry denim,
yang terbuat dari katun 100 persen yang kaku. Tidak ada tambahan bahan
lain yang meregang, sehingga Anda harus membeli jeans dengan ukuran
lebih besar karena bahan ini akan menyusut.
Raw denim juga memiliki keunikan lain, yaitu otomatis akan membentuk dan mencetak tubuh pemakainya jika dirawat dengan cermat.
"Jeans
akan menyusut dan pas dengan bentuk kaki Anda, seperti menjadi tubuh
kedua bagi Anda," ujar Sumesh. Dengan kata lain, jeans tidak hanya akan
terbentuk sesuai ukuran tubuh pemakainya, tetapi juga sesuai bentuk
tubuhnya.
Warnanya memudar dengan indahRaw denim
merupakan bahan denim yang tidak dicuci setelah proses pewarnaan.
Seiring lamanya pemakaian, warnanya akan memudar di tempat-tempat
tertentu yang paling banyak mendapat tekanan, seperti paha bagian atas (
whiskers), pergelangan kaki (
stacks), dan belakang lutut (
honey combs). Warna yang memudar dengan alami inilah yang banyak dicari, dan bahkan menimbulkan rasa bangga bagi penggemarnya.
Editor :
Dini